Rabu, 21 Agustus 2013

makalah bahasa indonesia tentang diksi,ungkapan dan majas



BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat.
Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa/berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang diakatakan. Untuk itu keseragaman berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancar.
Maka daripada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin meluas dan menyangkut berbagai bidang kehidupan.
Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara bahasa Indonesia ini, memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi kehidupan masa globalisasi, yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan menggunakan bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan bangsa ini, supaya bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Maka dari itu disini penulis akan mencoba menguraikan tentang “Diksi,majas dan makna ungkapan”







BAB II
PEMBAHASAN
A.Diksi
          Dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.
Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami kerumitan dan arti kata tersebut.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran kata formal atau informal dalam konteks sosial  adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif.Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Syarat ketepatan kata:
1.Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
2.Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
3.Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterefrensi (saling mempengaruhi).
4.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
5.Menggunakan imbuhan asing. (jika diperlukan)
6.Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar.
7.Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
8.Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.
9.Menggunkan dengan cermat kata bersinonim.
10.Menggunakan kata abstrak dan konkrit secara cermat.
 B. MAJAS
          Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang.
1. Klimaks
Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat.
Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
2. Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun.
Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya
3. Paralelisme
Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
4. Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
5. Epizeuksis
Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.
6. Tautotes
Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru
7. Anafora
Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Contoh : Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa
8. Epistrofora
Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi,
Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi
9. Simploke
Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh : Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku.
10. Mesodiplosis
Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh : Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya sendiri
.











C. UNGKAPAN
          Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang maknanya tidak dapat diturunkan dari makna kata-kata yang membentuknya, seperti buah mulut, mata hati, jantung hati, dan sebagainya. Contoh ungkapan dan artinya:
a. Akibat peristiwa kemarin, ia menjadi buah bibir di desanya.
Buah bibir = bahan pembicaraan
b. Walaupun banyak rintangan yang menghadang,Arman tetap berhati baja menyelesaikan permasalahannya sendiri.
Berhati baja = berpendirian teguh
c. Dimas adalah buah hati Pak Agus yang selalu dimanja.
Buah hati = anak kesayangan.
MACAM-MACAM UNGKAPAN
1. Ungkapan dengan bagian tubuh
2. Ungkapan dengan indra
3. Ungkapan dengan nama warna
4. Ungkapan dengan nama benda alam
5. Ungkapan dengan nama binatang
6. Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
7. Ungkapan dengan kata bilangan

1. Ungkapan dengan bagian tubuh
Contoh:
a. Jeng Sri memang tinggi hati. (sombong)
b. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah. (marah)
c. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)


2. Ungkapan dengan indra
Contoh:
a. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)
b. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)
c. Karena mata gelap, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)

3. Ungkapan dengan nama warna
Contoh:
a. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati)
b. Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka. masih bayi)
3. Perjanjian itu haruslah dibuat hitam di atas putih supaya ada bukti. (tertulis)

4. Ungkapan dengan nama benda alam
Contoh:
1. Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang lapangan. (pemain yang baik).
2. Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya. (dibumbui; dihiasi)
3. Jangan lekas percaya akan kabar angin itu. (kabar yang belum pasti; desas-desus)

5. Ungkapan dengan nama binatang
Contoh:
a. Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan di kelas. (orang yang dipersalahkan)
b. Maaf, aku tak sudi kaujadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh untuk kepentinganmu)
c. Dasar kau berotak udang, soal semudah ini saja kau tak mengerti. (bodoh)

6. Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
Contoh:
a. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar)
b. “Gema Tanah Air” sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku yang berisi kumpulan karangan beberapa orang)
c. Segala pekerjaannya hampir tak ada yang berbuah. (berhasil)

7. Ungkapan dengan kata bilangan
Contoh:
a. Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan (tidak sungguh-sungguh)

b. Janganlah seperti pepatah: Masuk tiga keluar empat. (pengeluaran lebih besar daripada penghasilan)
c. Keduanya telah mengadakan pertemuan empat mata kemarin. (pertemuan rahasia)











BAB III
PENUTUP


         Kesimpulan
Diksi sangat penting dalam penulisan atau pengucapan kata dalam bahasa indonesia. Karena dengan adanya Diksi, kita semua akan lebih mudah mengerti tentang suatu kata yang di tulis atau di ucapkan. Majas dan ungkapan juga sama pentingnya bagi penulisan atau ungkapan.

         Saran
Demikianlah makalah ini saya buat. Semoga dapat berguna bagi saya pribadi dan pembaca umumnya.saya menyadari bahwa makalah ini  masih jauh dari kata sempurna.oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari kawan-kawan semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar